Latest Entries »

Followers

Tuesday, March 16, 2010

Nota buat Isteriku..



Berikut ini adalah sepuluh wasiat untuk wanita, untuk isteri, untuk ibu rumah tangga dan ibunya anak-anak yang ingin menjadikan rumahnya sebagai pondok yang tenang dan tempat aman yang dipenuhi cinta dan kasih sayang, ketenangan dan kelembutan.

Wahai wanita mukminah..

Sepuluh wasiat ini aku persembahkan untukmu, yang dengannya engkau membuat redha Tuhanmu, engkau dapat membahagiakan suamimu dan engkau dapat menjaga takhtamu. Insya Allah...


~* Wasiat Pertama: Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat

Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncangkan kerajaan, dan sudah tentu dapat menggoncangkan rumahmu.

Wahai hamba Allah… Jagalah Allah nescaya Dia akan menjagamu dan menjaga untukmu suamimu dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan mencerai-beraikan keutuhannya. Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, antara lain :

- Meninggalkan solat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar. Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya’ dan sum’ah.

- Menjelekkan dan mengejek orang lain.
Allah berfirman:
“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). ” (QS. Al Hujuraat: 11)

- Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram.
Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“ Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya. ”

- Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pembantu dan pendidik-pendidik yang kafir.

- Meniru wanita-wanita kafir.
Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“ Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka. ”

- Menyaksikan film-film porno dan mendengarkan nyanyian yang melalaikan.

- Membaca majalah-majalah (menonton acara) lawakan/humor.

- Membiarkan pemandu dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan mendesak.

- Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.

- Bersahabat dengan wanita-wantia fajir dan fasik.
Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“ Seseorang itu menurut agama temannya. ”

- Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah)


~* Wasiat kedua: Berupaya mengenal dan memahami suami

Hendaknya seorang isteri berupaya memahami suaminya. Ia tahu apa yang disukai suami maka ia berusaha memenuhinya. Dan ia tahu apa yang dibenci suami maka ia berupaya untuk menjauhinya, dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al Khaliq (Allah Ta`ala).


~* Wasiat ketiga: Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik

Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“ Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain nescaya aku perintahkan isteri untuk sujud kepada suaminya. ”

Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak menderhakainya. Bersabda Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam:

"Dua golongan yang shoatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan isteri yang derhaka kepada suaminya hingga ia kembali. ”

Kerana itulah Aisyah Ummul Mukminin berkata dalam memberi nasihat kepada para wanita:
“ Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian nescaya akan ada seorang wanita di antara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya. ”

Engkau termasuk sebaik-baik wanita!!

Dengan ketaatanmu kepada suamimu dan baiknya pergaulanmu terhadapnya engkau akan menjadi sebaik-baik wanita dengan izin Allah. Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam:
“ Wanita bagaimanakah yang terbaik? ” Beliau menjawab: “ Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya. ” (Isnadnya hasan)

Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“ Bila seorang wanita solat lima waktu, puasa pada bulan Ramadlan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, ia akan masuk syurga dari pintu mana saja yang ia inginkan. ” (HR. Ahmad)


~* Wasiat keempat: Bersikap qana’ah (merasa cukup)

Kami menginginkan wanita muslimah redha dengan apa yang diberikan (suami) untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Dalam riwayat disebutkan “ Wanita yang paling besar barakahnya, Wahai siapa gerangan wanita itu?! Apakah dia yang menghambur-hamburkan harta menuruti selera syahwatnya dan mengenyangkan keinginannya? Ataukah dia yang biasa mengenakan pakaian termahal walau suaminya harus berhutang kepada teman-temannya untuk membayar harganya?! ”
Sekali-kali tidak… demi Allah, namun (mereka adalah):
“ Wanita yang paling besar barakahnya adalah yang paling ringan maharnya. ”

Renungkanlah wahai suadariku muslimah adabnya wanita salaf radliallahu ‘anhunna… Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat padanya. Apa wasiatnya? Ia berkata kepada sang suami: “ Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, kerana kami mampu bersabar dari rasa lapar namun kami tidak mampu sabar dari api neraka… ”


~* Wasiat kelima: Baik dalam mengatur urusan rumah

seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menyusunnya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.

Termasuk pengaturan yang baik adalah isteri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.


~* Wasiat keenam: Baik dalam bergaul dengan keluarga suami

dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya. "bekkhawin dengan suami beerti berkahwin dengan seluruh keluarganya suami"

Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
Berapa banyak rumah tangga yang masuk padanya pertikaian dan perselisihan disebabkan buruknya sikap istri terhadap ibu suaminya dan tidak adanya perhatian akan haknya. Ingatlah wahai hamba Allah, sesungguhnya yang bergadang dan memelihara pria yang sekarang menjadi suamimu adalah ibu ini, maka jagalah dia atas kesungguhannya dan hargailah apa yang telah dilakukannya. Semoga Allah menjaga dan memeliharamu. Maka adakah balasan bagi kebaikan selain kebaikan?


~* Wasiat ketujuh: Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.

Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu maka sertailah dia dalam duka cita dan kesedihannya. Aku ingin mengingatkan engkau dengan seorang wanita yang terus hidup dalam hati suaminya sampaipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya dan panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati suami. Bahkan ia terus mengenangnya dan bertutur tentang adilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi.


~* Wasiat kelapan: Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.

Siapa yang tidak tahu berterimakasih kepada manusia, ia tidak akan dapat bersyukur kepada Allah. Maka janganlah meniru wanita yang jika suaminya berbuat kebaikan padanya sepanjang masa (tahun), kemudian ia melihat sedikit kesalahan dari suaminya, ia berkata: “ Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu… ”
Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“ Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk nereka adalah kalian. ”
Maka mereka (para wanita) berkata: “ Ya Rasulullah kepada demikian? ” Beliau menjawab: “ Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami kalian. ”

Mengkufuri kebaikan suami adalah menentang keutamaan suami dan tidak menunaikan haknya.

Wahai isteri yang mulia.. Rasa terima kasih pada suami dapat engkau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu dalam hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hakmu. Namun di mana bandingan kesalahan itu dengan lautan keutamaan dan kebaikannya padamu.

Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“ Allah tidak akan melihat kepada isteri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya. ”


~* Wasiat kesembilan: Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).

Isteri adalah tempat rahsia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya (yang paling peribadi dari diri suami). Bila menyebarkan rahsia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapa pun maka dari sisi isteri lebih besar dan lebih terkutuk lagi.

Sesungguhnya majlis persatuan dari sebagian wanita tidak luput dari membuka dan menyebarkan aib-aib suami atau sebagian rahsianya. Ini merupakan bahaya besar dan dosa yang besar. Kerana itulah ketika salah seorang isteri Nabi sollallahu ‘alaihi wasallam menyebarkan satu rahsia beliau, datang hukuman keras. Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam bersumpah untuk tidak mendekati isteri tersebut selama satu bulan penuh.
Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya berkenaan dengan peristiwa tersebut.
“ Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan menyembunyikan sebagian yang lain. ” (QS. At Tahriim: 3)

Oleh kerana itu, wahai saudariku muslimah, simpanlah rahsia-rahsia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali kerana maslahat yang syar’i seperti mengadukan perbuatan zalim kepada Hakim atau Mufti (ahli fatwa) atau orang yang engkau harapkan nasihatnya. Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu ‘anha di sisi Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam. Hindun berkata: “ Abu Sufyan adalah lelaki yang kedekutr,d ia tidak memberiku apa yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa izinnya?! ” Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang ma`ruf. ”

Cukup bagimu wahai saudariku muslimah sabda Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam:
“ Sesungguhnya termasuk seburuk-buruk kedudukan manusia pada hari kiamat di sisi Allah adalah lelaki yang bersetubuh dengan isterinya dan isteri yang bersetubuh dengan suaminya, kemudian salah seorang dari keduanya menyebarkan rahasia pasangannya. ”


~* Wasiat terakhir: Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan-kesalahan.

- Termasuk kesalahan adalah: Seorang isteri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya, padahal Rasulullah sollallahu ‘alaihi wasallam telah melarang yang demikian itu dengan sabdanya:

“ Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu ia mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya. ”
Hikmah dari larangan itu kerana tidak membuatkan suami kagum orang yang diceritakan terhadap wanita yang sedang digambarkan, maka hatinya tergantung dengannya (menerawang membayangkannya) sehingga ia jatuh kedalam fitnah. Terkadang yang menceritakan itu adalah isterinya, sebagaimana dalam hadis dia atas maka boleh jadi hal itu menyebabkan kepada perceraiannya. Menceritakan kebagusan wanita lain kepada suami mengandung kerosakan-kerosakan yang tidak terpuji akibatnya.

- Termasuk kesalahan adalah apa yang dilakukan sebagian besar isteri ketika suaminya baru kembali dari bekerja. Belum lagi si suami duduk dengan selesa, ia sudah mengingatkannya tentang keperluan rumah, pembahagian, tunggakan-tunggakan dan perbelanjaan anak-anak. Dan biasanya suami tidak menolak pembicaraan seperti ini, akan tetapi seharusnyalah seorang isteri memilih waktu yang tepat untuk menyampaikannya.

- Termasuk kesalahan adalah memakai pakaian yang paling bagus dan berhias dengan hiasan yang paling bagus ketika keluar rumah. sedangkan di hadapan suami, tidak ada kecantikan dan tidak ada perhiasan.

Dan masih banyak lagi kesalahan lain yang menjadi mengelak (penghalang) bagi suami untuk menikmati kesenangan dengan isterinya. Isteri yang cerdik adalah yang menjauhi semua kesalahan itu.

0 comments: